6/27/12

Menjemput Surya




Telaah pikiran membangunkan raga ini dari kasur yang empuk. Terlihat jarum menyerempet di persimpangan lima lewat dua puluh. Rambut menyerupai singa aku biarkan tertiup sapaan angin saat kubuka pintu rumah. Layangkan kaki ke pesisir timur. Menjemput sang surya. Teruskan langkah tarian kecil sepasang kaki beralaskan merah jambu menyusuri butiran pasir sampai ke ujung peraduan.Temukan diri dengan piyama merah muda bermotif stroberi kecil duduk pada pembatas beton di garis ombak. Debur sebagai senandung penyemangat pagi. Mulutku komat-kamit meniru suara gelagat ombak, sepertinya mereka sedang tertawa, berlomba siapa yang terlebih dahulu menyentuh pembatas beton ini. Kehangatan sinar perlahan membelai pori-pori. Kilau cahaya kuyakinkan sebagai vitamin A. Bagus untuk mata, batinku. Lambaian lima jari kecil ini aku suratkan untuk burung-burung hitam di langit gelap. Hitam berganti keungu-unguan, berganti jingga, biru. Ah, aku bahagia melihat perubahan warnanya. Lengkung tipis putih bolong kekuningan bernama bulan sudah bersembunyi. Surya meletupkan dirinya dari balik tubuh dataran tinggi. Senyum simpul muncul sebagai hiasan pada bibirku. Meletup gurauan senang dari jiwa ini.

Hai surya, aku berhasil menjemputmu. Dan aku bahagia. 

"We won't stop running till we reach the sun" (The Paper Kites - Woodland)

Lantunan kelana:

No comments:

Post a Comment