Telaah pikiran membangunkan raga
ini dari kasur yang empuk. Terlihat jarum menyerempet di persimpangan
lima lewat dua puluh. Rambut menyerupai singa aku biarkan tertiup sapaan
angin saat kubuka pintu rumah. Layangkan
kaki ke pesisir timur. Menjemput sang surya. Teruskan langkah tarian
kecil sepasang kaki beralaskan merah jambu menyusuri butiran pasir
sampai ke ujung peraduan.Temukan diri dengan piyama merah muda bermotif stroberi kecil duduk pada pembatas beton di garis ombak. Debur sebagai senandung penyemangat pagi. Mulutku
komat-kamit meniru suara gelagat ombak, sepertinya mereka sedang
tertawa, berlomba siapa yang terlebih dahulu menyentuh pembatas beton
ini. Kehangatan sinar perlahan membelai pori-pori. Kilau cahaya kuyakinkan sebagai vitamin A. Bagus untuk mata, batinku. Lambaian lima jari kecil ini aku suratkan untuk burung-burung hitam di langit gelap. Hitam berganti keungu-unguan, berganti jingga, biru. Ah, aku bahagia melihat perubahan warnanya. Lengkung tipis putih bolong kekuningan bernama bulan sudah bersembunyi. Surya meletupkan dirinya dari balik tubuh dataran tinggi. Senyum simpul muncul sebagai hiasan pada bibirku. Meletup gurauan senang dari jiwa ini.
Hai surya, aku berhasil menjemputmu. Dan aku bahagia.
"We won't stop running till we reach the sun" (The Paper Kites - Woodland)
Lantunan kelana:
No comments:
Post a Comment