Kali ini kelanaliar akan mengajak anda menembus dimensi waktu melalui media enamel. Pameran enamel dengan tema "Lapisan Sejarah Periklanan Modern di Indonesia" bertempatkan di Erasmus Huis yang merupakan koleksi Kartini pada tanggal 14-17 Juni 2011 lalu.
"Enamel merupakan bahan organik yang dilapiskan pada kaleng untuk melindungi metal dari kemungkinan terjadinya korosi karena kontak dengan makanan. Selain itu, lapisan enamel juga melindungi kontak antara makanan dengan metal yang dapat menghasilkan warna dan flavor yang tidak diingini." (id.shvoong.com)
Memikat adalah kata kunci ahli pemasaran untuk menampilkan betapa bagusnya produk yang mereka sediakan. Entah selalu menggunakan kalimat "yang paling baik" atau "produknya sang priyayi". Menembus ke abad-20, semua enamel terlihat sederhana namun memikat. Seperti enamel "Nestle" yang melantangkan promosinya dengan kalimat "sosoe paling baik", lalu di sampingnya terdapat enamel "Soesoe Tjap Nonna" yang turut melantangkan promosinya dengan kalimat serupa "Soesoe tjap Nonna jang paling baik". Bergeser pada produk yang laris untuk dihisap, siapa lagi kalau bukan rajanya penyakit tapi selalu diburu orang, rokok. Rokok "Boro-Boedoer" dari pabrik Magelang Java turut memasukkan kata andalan saat itu "isep roko paling baik". Paling baik adalah dua kata yang bisa menyihir rakyat Indonesia maupun warga negara lain yang berada di Indonesia pada abad ke-20. Memang manusia membutuhkan yang paling baik dan begitupula dengan ahli bidang pemasaran, tetapi siapakah yang akan mendapatkan kalimat "paling baik" itu? Bisa diambil jawabannya hingga abad ke-21 ini :)
No comments:
Post a Comment