3/18/11

Pesan Sang Surya


Apakah kamu tahu tentang apa yang pertama kali aku lakukan ketika membuka mata karena diterpa sinar keemasan? Berusaha menggapaimu. Klise memang, tapi aku berani taruhan kepada semua pasangan di dunia ini, bahwa hal yang pertama kali dilakukan saat memulai hari baru adalah: Menatap orang yang sangat disayangi dan berusaha menggapainya. Dengkuran halus yang terdengar ditelingaku seakan-akan adalah senandung yang lucu bagiku. Muka polosmu menjadi lelucon untukku di pagi hari. Setiap pagi adalah waktu kesukaanku, karena aku bisa melihat semua itu. Lalu kutarik kain lembut ini yang membungkus diriku, kubiarkan diriku berjalan ke arah ruangan berbau kayu manis. Teh kayu manis adalah minuman kesukaan kamu dan aku. Selalu kusiapkan tiap pagi dengan roti berbalut gula aren. Semua itu bisa kau temukan jam 07:15 di bingkai kita.

Kecupan hangat di dahi selalu menjadi hadiah bagiku di pagi hari seusai meminum teh kayu manis, menyisakan bau kayu manis di wajahku. Jika kebanyakan orang-orang melakukan sarapan di ruang makan, lain halnya dengan aku dan kamu. Bingkai kita adalah saksi setiap detik hidup aku dan kamu. Sarapan, makan siang, afternoon tea, bahkan makan malam, selalu dilakukan di bingkai kita. Derasnya air hujan, teriknya matahari, truk-truk yang diparkir, pohon-pohon beranting kering, mobil-mobil yang berlomba menguasai jalan layang, rumah-rumah penuh kehangatan, awan kelam, canda burung-burung, itu semua menjadi pemandangan sehari-hari, bahkan menjadi adegan favorit di kehidupan kamu dan aku.

Pagi ini. Menggapaimu adalah hal yang sia-sia. Membuang waktu. Membuang pikiran. Tidak, aku tidak pernah menyesal untuk menyayangimu, mencintaimu, dan memilikimu. Kamu bukanlah fatamorgana di tengah kota kering ini, kamu memang pernah ada untuk aku. Tetapi tidak untuk pagi ini, tidak untuk pagi-pagi seterusnya. Aku masih menyiapkan teh kayu manis dan roti gula aren. Tidak, aku tidak gila. Aku hanya mengenang kamu, apa itu salah? Aku hanya berusaha untuk mewujudkan kamu ada di pagi ini, di bingkai kita, karena aku rindu. Aku peruntukkan teh kayu manis ini untuk kamu, roti gula aren untuk kamu, bingkai kita untuk kamu, nyanyian burung untuk kamu, sinar keemasan untuk kamu, hangat mentari ini untuk kamu bubuk kayu manis di pinggir bingkai kita untuk kamu dan tentunya pagi ini... untukmu.

"Sugarcane in the easy morning, weathervanes my one and lonely." (Panic At The Disco)

Lantunan kelana:
Panic at the Disco - Northern Downpour

1 comment:

  1. sukaaaaaaaa bgt. tulisannya bagus, foto-fotonya juga. keep writing ya, salam kenal :)


    icha

    ReplyDelete