Kadang ketika kita menghindari seseorang, keputusan tersebut bukanlah murni dari hati, melainkan ketulusan untuk membantu dirinya, yang memutuskan untuk menghindar dari diri kita.
Pernahkah dengar sekelumit ini, "kalau tau ujungnya seperti apa, kenapa harus tetap mencoba?"
Pernahkah dengar sekelumit ini, "kalau tau salah, kenapa masih menepisnya?"
Kita gemar menerka-nerka apa yang akan terjadi pada akhirnya, walaupun tidak seratus persen akan terjadi.
Namanya kegemaran, mau diapakan lagi?
Kadang kita tak harus selalu meluruskan pandangan ke depan, berjalan sekuat tenaga, berlari secepat mungkin.
Kadang kita harus menikmati apa yang sedang dilalui, mencoba jalan yang lebih panjang, dan mencoba memutar.
Kadang kita memang harus memutuskan untuk berhenti, sekalipun itu bukan impian.
No comments:
Post a Comment