”Berapa
Kali Kamu Bilang Hufft?” tanya sebuah instalasi di pojok ruangan gedung
C Galeri Nasional Jakarta pada Sabtu 27 April 2013. "Hufft" sejatinya
adalah sebuah bentuk dari helaan nafas para remaja jika tertimpa
masalah, ya bisa dibilang ekspresi gaul. Pertanyaan tersebut merupakan
bagian dari salah satu instalasi
peserta pameran KMDGI X yang menceritakan kehidupan mahasiswa desain
yang
selalu dikejar deadline dan menghasilkan ekspresi ”hufft” dalam diri
mereka.
Sebuah pameran persembahan Kriyasana Mahasiswa Desain Grafis Indonesia
(KMDGI)
yang menginjak perjumpaan ke-sepuluh terselenggarakan di Galeri Nasional
dari
tanggal 26 hingga 28 April kemarin.
Sebuah bentuk dari ekspresi yang hadir di kalangan remaja kemudian menggerakan mahasiswa Fakultas
Desain Komunikasi Visual (DKV) se-Indonesia untuk mendefinisikan ”hufft” dalam
berbagai bentuk karya seni. Di
tahun 2013, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) terpilih menjadi penyelenggara
pameran ini karena Jakarta didaulat menjadi tuan rumah pada helatan yang
diadakan setiap dua tahun sekali ini. Pameran KMDGI X kali ini menyediakan dua jenis pameran yaitu pameran tematik dan pameran simbotik. Pameran
tematik berupa pameran karya instalasi merespon tema 'hufft', sedangkan pameran
simbotik berupa dokumentasi karya peserta yang menceritakan permasalah di
sekitar dunia kampus. Sekitar
30 universitas memamerkan karya terbaik mereka di pameran KMDGI X.
Jika
melihat sejenak ke pameran simbotik, rupanya mahasiswa DKV Indonesia kebanyakan
mengangkat isu lingkungan yang menjadi permasalahan di sekitar kampus. ”Hufft”
direpresentasikan dengan kegiatan yang menyebabkan tidak nyamannya lingkungan
mereka, seperti penggunaan trotoar oleh kendaraan bermotor di Jakarta, sampah
yang menyebabkan banjir di Semarang, dan pengalihan sawah menjadi bangunan
penunjang wisata di Bali. Yeah, everybody talk about global warming nowadays.
Tak
hanya pameran saja, kegiatan lain seperti seminar, workshop, talkshow,
karnaval, layar tancap, dan pertunjukan musik juga meramaikan perhelatan KMDGI
X. Penutupan pameran pada Minggu malamnya ditutup oleh aksi meriah dari
Galerie, The Bikinies, Sentimental Moods, Karon N Roll, dan White Shoes &
The Couples Company.
Sudut pandang kelanaliar:
Sebagai manusia yang haus akan pameran atau biasa disebut pemburu
pameran, saya pribadi kecewa dengan pameran KMDGI X ini (pameran yang benar-benar hufft! :p). Pameran KMDGI
yang kesepuluh ini adalah perjumpaan saya pertama kali dengan ide-ide
mahasiswa DKV se-Indonesia, namun suasana yang dibangun oleh mereka
mematahkan ekspektasi saya terhadap pameran ini (yang semula saya kira
bakal 'wah'). Saya tidak akan berbicara banyak mengenai hasil karya
mereka bahkan untuk mengkritik karya mereka, bahwasanya saya tidak ahli
dalam bidang ini. Sudut pandang saya kali ini adalah sebagai penikmat
pameran. Hal yang sangat disayangkan adalah, pertama, dalam pameran
simbotik seharusnya mereka bisa belajar banyak dari pameran-pameran
lainnya yang menghadirkan sebuah video. Sebagai pemburu pameran, semua
pameran yang saya pernah datangi TV plasma yang menghadirkan sebuah
video atau film pendek pasti diberikan sebuah headphone disampingnya.
Kali ini tidak, ya hasilnya apa yang diceritakan lewat suara tidak akan
tersampaikan dengan baik. Seharusnya mereka, penyelenggara acara ini,
bisa mengantisipasi hal tersebut karena pasti acara 'lebaran' mahasiswa
DKV se-Indonesia ini akan ramai dan tentunya menuai kebisingan.
Kedua, pameran sejatinya harus bisa dinikmati. Nyatanya, pameran KMDGI X tidak bisa memberikan kenikmatan tersebut. Merujuk pada mahasiswa DKV yang kumpul atau duduk-duduk di depan instalasinya (bahkan ada yang memainkan playstation dengan berteriak 'gol' sekencangnya atau sambil... tidur!), ini bagi saya sungguh mengganggu kenyamanan. Para penikmat pameran hanya bisa melihat sekilas dan keburu dihancurkan mood-nya untuk menelusuri lebih dalam apa makna dari berbagai macam instalasi yang tersedia. Sebenarnya, hal yang paling menghancurkan mood saya terhadap pameran ini adalah, mahasiswa yang berjejer di setiap ruangan dan terkadang menggoda penikmat pameran yang datang. Entah apa tujuan yang ingin mereka capai, apakah ini hanya sebagai bentuk memamerkan eksistensi jikalau mereka adalah anak yang 'nyeni' banget? Who knows :)
Ketiga adalah masalah kebersihan dan sirkulasi udara dalam pameran KMDGI X. Jika saya pertama menghadiri pameran simbotik dimana banyak universitas menggembor-gemborkan permasalahan lingkungan, saya bisa bilang "omong kosong" jika selanjutnya saya menghadiri pameran tematik. Banyak sampah yang berceceran di ruangan dan juga di pelataran area Galeri Nasional. Sirkulasi udara yang tidak bagus juga menimpa gedung C, mungkin ini disebabkan banyaknya mahasiswa yang nongkrong di instalasi universitas mereka. Begitulah pengangkapan saya atas pengamatan di pameran KMDGI X sebagai pemburu pameran. Semoga pameran KMDGI selanjutnya bisa lebih baik lagi!
No comments:
Post a Comment