Comiconnexions adalah helatan acara persembahan yang berhubungan dengan komik dari Goethe Institut, Akademi Samali dan Institut Francais Indonesia yang digelar dari tanggal 7 hingga 23 September 2012 di Goethe Institut, Menteng. Acara ini memamerkan karya-karya dari komikus asal Jerman dan Asia Tenggara dengan tujuan sebagai wadah dialog komik antar negara. Pameran komik, bazaar komik, workshop membuat komik, pemutaran film animasi Jerman-Perancis-Indonesia, diskusi, dan peluncuran komik adalah rangkaian acara Comiconnexions. Para pengisi acara yang dihadirkan tak perlu diragukan lagi, sebut saja - Christel Manhke (Goethe-Institut), Sascha Hommer (Komikus Jerman & Penyelenggara Festival Komik di Hamburg), Sunny Gho ( Penyelenggara Festival “POPCON ASIA” ), Mr. Sylvain Coissard (Comic Expert), dan Jeni Caffin (Organizer of Ubud Writer&Readers Festival) yang Sabtu (8/9) itu mengisi diskusi mengenai pengalaman mereka.
Pandangan saya tertarik pada karya-karya Azisa Noor yang sarat akan cerita rakyat maupun legenda. Sebuah sampul dari komik buatannya pada tahun 2012 yaitu "Mantra", karya Azisa bisa dilihat menjadi yang paling berbeda. Dengan goresan cat air sederhana didominasi warna cokelat. Sederhana namun membekas di ingatan, mungkin karena goresannya yang menggambarkan cerita rakyat Indonesia. Asiza memang meyakini bahwa ada nuansa tradisional dan mistis yang lahir bersamaan dengan setiap karyanya. Karya menarik lainnya jatuh pada buatan Sacha Hommer, komikus asal Hamburg. Keseharian politik dan komentar terhadap budaya masa kini adalah salah satu ciri dari karya Sacha Hommer. Karya-karyanya juga menjadi salah satu komik yang muncul setiap hari pada koran Fraknfrter Rundschau. Tokoh-tokoh yang dihadirkan pada karyanya bisa dikatakan sedikit aneh, kepala yang besar dan tubuh yang pendek. Eksentrik. Karya komikus yang dipamerkan kali itu memang berbeda, masing-masing mempunyai ciri tersendiri. Jika mendengar kata komik, yang kerap hadir dalam pikiran saya adalah komik-komik Jepang yang selalu memenuhi rak-rak bagian di toko buku. Dengan menghadiri pameran ini, saya menyadari bahwa tak hanya melulu tentang komik Jepang yang membanjiri toko buku dengan mengangkat tema cinta, detektif, atau pertarungan. Politik, budaya pop, sejarah seni musik, penyebaran agama, legenda, mistis, rasa nasionalisme, hingga masalah keseharian yang sederhana bisa hadir dalam bentuk komik. Sebuah helatan acara yang mengaplikasikan pertukaran budaya dalam media komik, membuka perspektif khalayak bahwa komik pun bisa menjadi sarana efektif dalam hal pertukaran informasi maupun pengetahuan, tidak hanya sekedar hiburan.
"We are the cartoon heroes. We are the ones who're gonna last forever. We came out of a crazy mind and walked out on a piece of paper." (Aqua)
Lantunan kelana:
Aqua - Cartoon Heroes
No comments:
Post a Comment